Rabu, 12 Juni 2013

Perilaku dan Kepuasan Konsumen

Pengertian Perilaku Konsumen.

Pengertian perilaku konsumen menurut Shiffman dan Kanuk (2000) adalah “Consumer behavior can be defined as the behavior that customer display in searching for, purchasing, using, evaluating, and disposing of products, services, and ideas they expect will satisfy they needs”. Pengertian tersebut berarti perilaku yang diperhatikan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan produk, jasa, atau ide yang diharapkan dapat memuaskan konsumen untuk dapat memuaskan kebutuhannya dengan mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan.

Selain itu perilku konsumen menurut Loudon dan Della Bitta (1993) adalah: “Consumer behavior may be defined as the decision process and physical activity individuals engage in when evaluating, acquiring, using, or disposing of goods and services”. Dapat dijelaskan perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik individu-individu yang semuanya ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, menggunakan, atau mengabaikan barang-barang dan jasa-jasa.

Menurut Ebert dan Griffin (1995) consumer behavior dijelaskan sebagai: “the various facets of the decision of the decision process by which customers come to purchase and consume a product”. Dapat dijelaskan sebagai upaya konsumen untuk membuat keputusan tentang suatu produk yang dibeli dan dikonsumsi. Jadi, konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Bagaimana konsumen mendapatkan kepuasan maksimal? Bagaimana mengetahui perilaku konsumen secara keseluruhan? Berikut akan diberikan sedikit teori menurut ilmu ekonomi tentang pertanyaan-pertanyaan di atas.

 

Pendekatan Perilaku Konsumen.

Pendekatan untuk mempelajari tingkah laku konsumen ada 2, yaitu pendekatan marginal utility (cardinal) dan pendekatan indifference curve (ordinal). Berikut sedikit penjelasan tentang pendekan-pendekatan tersebut.

a)      Pendekatan Marginal Utiliti.

Pendekatan Marginal Utility atau pendekatan kardinal adalah pendekatan yang beranggapan bahwa kepuasan konsumen dapat diukur dengan satu satuan, misalnya uang. Marginal utility adalah tambahan atau pengurangan kepuasan sebagai akibat dari pertambahan atau pengurangan satu unit barang tertntu. Dalam pendekatan ini digunakan anggapan sebagai berikut:

 

 

Utility bisa diukur dengan uang.

Hukum Gossen (The Law of Diminishing Returns) berlaku yang menyatakan bahwa "Semakin banyak sesuatu barang dikonsumsi, maka tambahan kepuasan yang diperoleh dari setiap satuan tambahan yang dikonsumsi akan menurun". Konsumen berusaha memaksimumkan kepuasan.

 

b)      Pendekatan Indifference Curve (Ordinal).

Pendekatan Indifference Curve atau pendekatan ordinal adalah pendekatan yang beranggapan bahwa kepuasan konsumen hanya dapat dinyatakan lebih tinggi atau lebih rendah. Anggapan dalam pendekatan ordinal sebagai berikut:

·         Konsumen mempunyai pola preferensi akan barang-barang tertentu.

·         Konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu.

·         Konsumen berusaha memaksimumkan kepuasan.

 

  Ciri-ciri Indifference Curve sebagai berikut:

·         Turun dari kiri atas ke kanan bawah.

·         Cembung ke arah origin.

·         Indifference Curve yang satu dengan lainnya tidak pernah saling memotong.

·         Indifference Curve yang terletak di sebelah kanan atas menunjukan tingkat keupasan yang lebih tinggi dan sebaliknya.

 

Konsep Elastisitas.

Elastisitas adalah ukuran derajad kepekaan jumlah permintaan terhadap peubahan salah satu faktor yang mempengaruhi. Jika elastisitas lebih besar dari satu maka disebut elastis, sedangkan elastisitas kurang dari satu maka disebut inelastis, dan jika elastisitas lebih sama dengan satu maka disebut elastisitas tunggal.

 

 

 

 

A. Harga.

Atau bisa disebut juga dengan price elasricity (elastisitas harga) adalah persentase (%) perubahan kuantitas barang yang diminta sebagai akibat dari perubahan harga barang tersebut. Elastisitas harga ini penting bagi penjual, sebab ada hubungan antar perubahan harga dengan tingkat penjualan. Dalam menghitung koefisien elastisitas harga ada dua cara, yaitu: arc elasticity (elastisitas busur) dan point elasticity (elastisitas titik).

 

B. Silang.

Atau bisa disebut sebagai cross elasticity (elastsitas silang) adalah persentase (%) perubahan jumlah yang diminta terhadap sesuatau barang sebagai akibat dari perubahan harga barang lain.

 

C. Pendapatan.

Atau bisa disebut juga dengan income elasricity (elastisitas pendapatan) adalah persentase (%) perubahan kuantitas barang yang diminta sebagai akibat dari perubahan pendapatan riil.

Komunikasi Dalam Suatu Organisasi

Komunikasi Dalam Organisasi

 

I. Pengertian Komunikasi

Komunikasi adalah Suatu proses penyampaian pesan atau informasi dari suatu pihak ke pihak yang lain dengan tujuan tercapai persepsi atau pengertian yang sama.

Komunikasi dalam organisasi sangat penting karena dengan adanya komunikasi maka seseorang bisa berhubungan dengan orang lain dan saling bertukar pikiran yang bisa menambah wawasan seseorang dalam bekerja atau menjalani kehidupan sehari-hari. Maka untuk membina hubungan kerja antar pegawai maupun antar atasan bawahan perlulah membicarakan komunikasi secara lebih terperinci.

Dalam menyalurkan solusi dan ide melalui komunikasi harus ada si pengirim berita (sender) maupun si penerima berita (receiver). Solusi-solusi yang diberikan pun tidak diambil seenaknya saja, tetapi ada penyaringan dan seleksi, manakah solusi yang terbaik yang akan diambil, dan yang akan dilaksanakan oleh organisasi tersebut agar mencapai tujuan, serta visi, misi suatu organisasi.

 

II. Bagaimana Menyalurkan Ide Melalui Komunikasi?

Menyalurkan ide melalui komunikasi bisa secara lisan maupun tulisan. Salah satu nya adalah dengan memberikan solusi yang tepat kepada orang lain yang membutuhkan solusi untuk menyelesaikan masalah nya.

    Tahapan - tahapan menyalurkan ide melalui komunikasi :

·         Ide (gagasan)

·         PerumusanDalam perumusan, disini ide si sender disampaikan dalam kata-kata.

·         Penyaluran (Transmitting)

·         Penyaluran ini adalah bisa lisan, tertulis, mempergunakan symbol, atau isyarat dsb.

Tindakan

Dalam tindakan ini sebagai contoh misalnya perintah-perintah dalam organisasi dilaksanakan.

    Pengertian

Dalam pengertian ini disini kata-kata si sender yang ada dalam perumusan tadi menjadi ide si receiver.

    Penerimaan

Penerimaan ini diterima oleh si penerima berita (penangkap berita).

 

III. Hambatan - Hambatan Komunikasi

Berikut ini adalah hambatanhambatan dalam Komunikasi :

1. Hambatan dari Proses Komunikasi :

·         Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.

·         Hambatan dalam penyandian/symbol. Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.

·         Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.

·         Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima

·         Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.

·         Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.

 

2. Hambatan Fisik

      Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain-lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan sebagainya.

 

3. Hambatan Semantik.

     Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima.

 

4. Hambatan Psikologis

     Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan.

 

 

ü  Klasifikasi Komunikasi dalam organisasi

 

Di bawah ini ada beberapa klasifikasi komunikasi dalam organisasi yang di tinjau dari beberapa segi :

1. Dari segi sifatnya :

    a. Komunikasi Lisan

        komunikasi yang berlangsung lisan / berbicara

        cth: presentasi

    b. Komunukasi Tertulis

        komunikasi melalui tulisan

       Cth: email

    c. Komunikasi Verbal

        komunikasi yang dibicarakan/diungkapkan

       cth: curhat

    d. Komunikasi Non Verbal

       komunikasi yang tidak dibicarakan(tersirat)

       cth: seseorang yang nerves (gemetar)

 

2. Dari segi arahnya :

    a. Komunikasi Ke atas

        komunikasi dari bawahan ke atasan

    b. Komunikasi Ke bawah

        komunikasi dari atasan ke bawahan

    c. Komunikasi Horizontal

        komunikasi ke sesama manusia / setingkat

    d. Komunikasi Satu Arah

        pemberitahuan gempa melalui BMKG(tanpa ada timbal balik)

    e. Komunikasi Dua Arah

        berbicara dengan adanya timbal balik/ saling berkomunikasi

 

3. Menurut Lawannya :

    a. Komunikasi Satu Lawan Satu

        berbicara dengan lawan bicara yang sama banyaknya

        cth:berbicara melalui telepon

    b. Komunikasi Satu Lawan Banyak (kelompok)

        berbicara antara satu orang dengan suatu kelompok

        Cth: kelompok satpam menginterogasi maling

    c. Kelompok Lawan Kelompok

        berbicara antara suatu kelompok dengan kelompok lain

        Cth: debat partai politik

 

4.Menurut Keresmiannya :

    a. Komunikasi Formal

        komunikasi yang berlangsung resmi

        cth: rapat pemegang saham

    b. Komunikasi Informal

        komunikasi yang tidak resmi

        cth : berbicara dengan teman